budaya jawa
Kebudayaan Jawa kuwe ngutamaken keseimbangan, keselarasan karo keserasian, dadi kabeh unsur (urip karo mati, alam karo makhluk urip) kudu harmonis, saling berdampingan, intine kabeh kudu cocog.
Apa-apa sing marakna ora cocog kudu dihindari, angger ana sing bisa ngganggu keseimbangan kuwe kudu cepet digenahna ben kabeh mbalik harmoni maning, mbalik cocog maning.
Umum sing cokan ngganggu keseimbangan kuwe yakuwe polah menungsane, mbuh polah
menungsa karo menungsa utawa menungsa karo alam. Angger polah menungsa karo alam, sing nggenahna maning umume dipimpin utawa dadi tanggungjawab pimpinan masyarakat.
Sing angel nang kebudayaan Jawa yakuwe angger keseimbangan kuwe diganggu polah menungsa karo menungsa sing umum nimbulaken konflik (harmoni keganggu). Sing jenenge ora cocog utawa ora seneng tuli umum ning merga arep ngindari konflik, umume rasa ora cocog kuwe dipendem.
Kelas Sosial
Nang masyarakat
Jawa umume ana golongan-golongan sosiale, misal: golongan
Priyayi karo rakyat biasa. Ana maning golongan
Santri karo golongan
Abangan. Kuwe juga keton sekang basa. Nang basa Jawa ana kelas utawa tingkatan-tingkatan sing bisa nggambaraken status sosial penuture.
- Ngoko
- Ngoko andhap
- Madhya
- Madhyantara
- Kromo
- Kromo Inggil
- Bagongan
- Kedhaton
Loro sing terakhir mung dituturaken nang lingkungan keluarga
Kraton.
Kejawen
Kejawen yakuwe kepercayaan sing urip nang
suku Jawa. Kejawen kiye dasare sekang kepercayaan
Animisme sing dipengaruih ajaran
Hindu karo
Budha. Mulane
suku Jawa umum dianggep sebagai
suku sing duwe kemampuan nglakoni
sinkretisme kepercayaan, kabeh budaya liye diserap lan ditafsiraken miturut nilai-nilai Jawa.
Suku Jawa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
|
jawa identik dengan budaya nya |
|
Jumlah populasi |
2009: kurang lebih 100 juta. |
|
|
Bahasa |
Sebagian besar bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Madura, sebagian minoritas bahasa Belanda, bahasa Perancis, bahasa China, bahasa Mandarin, bahasa Korea, Bahasa Arab, bahasa Hindi, bahasa Pali, bahasa Thailand dan lain-lain. |
Agama |
Islam, Kristen (termasuk Katolik dan Protestan), Kejawen, Hindu, dan Buddha (semua resmi). |
Kelompok etnis terdekat |
suku Sunda, suku Madura, suku Bali, suku Tionghoa.[rujukan?] |
Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di
Indonesia yang berasal dari
Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan
Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa.
[1] Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di
Lampung,
Banten,
Jakarta, dan
Sumatera Utara. Di
Jawa Barat mereka banyak ditemukan di
Kabupaten Indramayu dan
Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti
Osing dan
Tengger.
Bahasa
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan
bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan
majalah Tempo pada awal
dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan
unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.
Kepercayaan
Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama
Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama
Protestan dan
Katolik. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama
Buddha dan
Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama
Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan
animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat
sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
Profesi
Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka mendominasi pegawai negeri sipil, BUMN, anggota DPR/DPRD, pejabat eksekutif, pejabat legislatif, pejabat kementerian dan militer. Orang Jawa adalah etnis paling banyak di dunia artis dan model. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri, sebagai buruh kasar dan pembantu rumah tangga. Orang Jawa mendominasi tenaga kerja Indonesia di luar negeri terutama di negara Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, AS dan Eropa.
Stratifikasi sosial
Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar
antropologi Amerika yang ternama,
Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum
santri,
abangan dan
priyayi. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama
Islam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-
pribumi seperti orang keturunan
Arab,
Tionghoa, dan
India.
Seni
Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan
wayang. Repertoar cerita wayang atau
lakon sebagian besar berdasarkan
wiracarita Ramayana dan
Mahabharata. Selain pengaruh India, pengaruh
Islam dan
Dunia Barat ada pula. Seni
batik dan
keris merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik
gamelan, yang juga dijumpai di
Bali memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar